Kubernetes dan Openshift

 Point Pembelajaran :

  • Identifikasi dari keterbatasan linux container dan kebutuhan untuk orkestrasi container
  • Menjelaskan tool orkestrasi container Kubernetes.
  • Menjelaskan Red Hat OpenShift Container Platform (RHOCP)
Keterbatasan linux container

Ketika jumlah container yang di kelola oleh suatu organisasi bertambah, maka pekerjaan secara manual mulai naik secara eksponential/bersamaan dengan cepat sehingga di butuhkan tool untuk menanggapi tututan tersebut( supaya tidak terjadi misalnya seperti server down karena resource tidak mencukupi). 

Saat menggunakan kontainer di lingkungan produksi, perusahaan sering kali membutuhkan:
  • Komunikasi yang mudah diantara berbagai service/layanan.
  • Batasan sumber daya pada aplikasi terlepas dari jumlah kontainer yang menjalankannya.
  • Merespons lonjakan penggunaan aplikasi untuk menambah atau mengurangi container yang sedang berjalan.
  • Bereaksi terhadap penurunan kualitas service/layanan.
  • Mampu melakukan upgrade atau rilis baru dengan cepat dan inten.
Kubernetes adalah layanan orkestrasi yang menyederhanakan penerapan, pengelolaan, dan penskalaan aplikasi dalam container.Unit terkecil yang dapat dikelola di Kubernetes adalah sebuah pod. Pod terdiri dari satu atau lebih container dengan resource penyimpanan dan alamat IP-nya yang mewakili satu aplikasi. Kubernetes juga menggunakan pod untuk mengatur container di dalamnya dan untuk membatasi resource-nya sebagai satu unit.Kubernetes orkestrasi dan schedule container adalah untuk mencapai suatu yang disebut high availability(HA). 3 tantangan dari arsitektur kontainer cluster, yaitu Orchestration, Schedulling, dan Isolation. 

Kubernetes menawarkan fitur-fitur berikut di atas infrastruktur container:
  • Service discovery and load balancing, Kubernetes memungkinkan komunikasi antar-layanan dengan menetapkan satu entri DNS ke setiap set container. Dengan cara ini, layanan yang meminta hanya perlu mengetahui nama DNS target, memungkinkan cluster untuk mengubah lokasi penampung dan alamat IP, membiarkan layanan tidak terpengaruh. Ini memungkinkan load-balancing permintaan di seluruh kumpulan kontainer yang menyediakan layanan. Misalnya, Kubernetes dapat membagi permintaan masuk ke layanan MySQL secara merata dengan mempertimbangkan ketersediaan pod.
  • Horizontal scaling, Aplikasi dapat menaikkan dan menurunkan skala secara manual atau otomatis dengan konfigurasi yang ditetapkan baik dengan antarmuka baris perintah Kubernetes atau UI web.
  • Self-healing, Kubernetes dapat menggunakan health check yang ditentukan pengguna untuk memantau container agar dimulai ulang dan menjadwalkan ulang jika terjadi kegagalan.
  • Otomatis rollout and rolback, Kubernetes dapat meluncurkan update secara bertahap ke container aplikasi Anda sambil memeriksa statusnya. Jika terjadi kesalahan selama peluncuran, Kubernetes dapat melakukan rollback ke iterasi penerapan sebelumnya.
  • Rahasia(Secrets) dan manajemen konfigurasi, Anda dapat mengelola pengaturan konfigurasi dan rahasia aplikasi Anda tanpa membangun kembali kontainer. Rahasia aplikasi dapat berupa nama pengguna, sandi, dan titik akhir layanan; pengaturan konfigurasi apa pun yang perlu dirahasiakan.
  • Operator adalah aplikasi Kubernetes yang dikemas yang juga membawa pengetahuan tentang life cycle aplikasi ke dalam cluster Kubernetes. Aplikasi yang dikemas sebagai Operator menggunakan Kubernetes API untuk memperbarui status cluster yang bereaksi terhadap perubahan status aplikasi.
RHOCP
Red Hat OpenShift Container Platform (RHOCP) adalah kumpulan komponen dan layanan modular yang dibangun di atas infrastruktur container Kubernetes. RHOCP menambahkan kemampuan untuk menyediakan platform PaaS produksi seperti manajemen jarak jauh, multitenancy, peningkatan keamanan, pemantauan dan audit, manajemen siklus hidup aplikasi, dan antarmuka layanan mandiri untuk pengembang.Dimulai dengan Red Hat OpenShift v4, semua host di kluster OpenShift menggunakan Red Hat Enterprise Linux CoreOS sebagai sistem operasi yang mendasarinya.

OpenShift menambahkan fitur-fitur berikut ke cluster Kubernetes:
  • Integrated developer workflow, RHOCP mengintegrasikan registri kontainer built-in, pipeline CI / CD, dan S2I; tool untuk membuat artefak dari repositori sumber ke image container.
  • Routes, ingress untuk kubernetes atau Memperlihatkan layanan dengan mudah ke dunia luar.
  • Metrik dan logging, Sertakan layanan metrik bawaan dan analisis mandiri serta logging gabungan.
  • Unified UI terpadu, OpenShift menghadirkan alat terpadu dan UI untuk mengelola semua kemampuan yang berbeda.

No comments:

Post a Comment